aku ada karena aku berfikir . .

*****

Senin, 24 Desember 2012

Slekethep Curhat (sesi tiga)


-sambungan dari :Slekethep Curhat (sesi dua)

Kaget! Itulah ekspresi pertama yang muncul. Aku merasa semakin sangat bersalah telah menjauhinnya, merasa mengajak debat via Quran dengan slekethep sahabatku ini yang aku dan banyak orang mengenalnya sebagai anak yang sangat mendalami ilmu agama dan terkadang diminta untuk berbagi ilmu agama dibeberapa kesempatan di masyarakat. Aku sangat tersindir dengan ayat itu.

Al Qashash 68.. Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). Dia menunjukkan ayat itu kepadaku.

“kalau Beliau telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih yang lain lagi dan harus menaati dan menerima apa yang telah ditetapkanNya. Mungkin aku ini ditetapkan sebagai yang berkarakter salah yang dalam pemikiranmu” Sambungnya.

Belum berhenti disitu, dia memintaku untuk melihat ayat 70.. Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

“Tuhan sendirilah yang menentukan segala sesuatu dan ketentuan-ketentuan itu pasti berlaku dan Dia pulalah yang mempunyai kekuasaan yang mutlak.” Sambungnya lagi.

Aku semakin terdiam lebih lebih lebih lebih jauh lagi. Dan dia menyambung lagi percakapan itu. Aku jadi teringat dengan surat Al An'aam ayat 18. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Apakah kamu pikir aku ini ‘produk gagal’nya Tuhan? katanya sambil membukakan surat As Sajdah ayat 7.. “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.”

Aku berkata dalam hati, jelas ndak mungkin mosok ada Tuhan suatu saat membuat produk gagal. Beliau adalah sebaik baik pencipta dan tidak ada pencipta selainNya.

Dia, sambil jari jemarinya membuka lembaran Quran itu, berkata “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Ya aku ingat itu terjemahan surat At tiin ayat yang ke empat kalau tidak salah, gumamku.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal hal yang kamu benci itu ada kebaikan untukmu, dan boleh jadi malah yang kamu sukai, justru ada keburukan bagimu. Tuhanlah yang tahu, sedangkan kita itu ndak tahu”  katanya.

Aku semakin merasa menyesal telah melakukan tindakan mendiamkan, menjauhi, dan sikap sikap yang setipe itu tadi kepadanya.

“Aku akan terus selalu berbaik sangka dengan sangat kepada Allah, tidaklah mungkin Beliau Yang KasihsayangNya teramat luas melebihi kemurkaanNya,akan melaknatku atas sebuah sifat yang telah Beliau berikan sendiri kepadaku, dan ini semua bukan aku yang meminta. Beliau yang menentukan aku begini” Katanya sambil menghela nafas cukup panjang sembari menyodorkan ayat 21 dari Al hijr. Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya (asalnya); dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.

“Aku sangat bersyukur masih diberikan hidup sampai detik ini, bersyukur diberikan hidayah untuk memeluk Islam, bersyukur bisa mengenal Tuhan beserta keindahan dan kehebatan sifat sifatnya, dan akupun tidak akan pernah menghujat atau menyesali keputusanNya yang menjadikanku seorang yang berbeda ini” katanya.

Mungkin karena dia melihatku yang tampak sekali penyesalan bertamu diwajahku, dia memintaku untuk membaca ayat 11 surat Al Hujuraat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan laki laki yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan perempuan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman. dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Atas hidayahNya melalui slekethep inilah aku langsung meminta maaf atas perbuatanku selama ini. Sekarang aku sadar bahwa segala sesuatu itu mutlak kehendak Tuhan. sesuai konsep innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Segalanya berasal dariNya dan akan dikembalikan kepadaNya.

Terimakasih Tuhan, sekali lagi Engkau menunjukkan rahasiaMu, kehebatanMu, kekuasaanMu, sebagai Kreator Yang Maha Kreatif, yang telah dan dapat membuat makhluk dengan segala perbedaan padanya. Dan aku juga berterimakasih kepada sahabatku Slekethep yang telah menunjukiku salah satu cuilan kecil dari keMaha Kuasaannya Tuhan..

Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan..



----------------------------------------------
Terimakasih Ya Allah, segala puji aku tujukan bagiMu, wahai pemilik Kerajaan Yang Kudus. pujian sepenuh langit sepenuh bumi dan sepenuh apa yang Engkau hendaki duhai Tuhanku.. Tuhan para malaikat serta para ruh, dan Tuhan dari seluruh alam semesta..

Slekethep Curhat (sesi dua)


-sambungan dari :
Slekethep Curhat (sesi satu)

Namun aku tidak berhenti dan menyerah disitu, aku mengeluarkan senjata pamungkas. Kisah kaum nabi Luth dalam Quran!

Panjang lebar aku bercerita sambil membolak balik Quran, aku bersorak dalam hati setelah menemukan ayat 55 dari surat An Naml "Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk memenuhi nafsu mu, bukan mendatangi wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui akibat perbuatanmu."

Dia justru bertanya simple, “jadi laki laki harus berhasrat kepada wanita ya?”

Jelas.. ini kan Quran. Masa mau ditentang” kataku bersiap untuk memenangkan debat ini.

Namun tak terduga dia malah memintaku membuka surat An Nuur ayat 31 Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Kalau berhasrat kepada wanita adalah keharusan bagi laki laki, mengapa Beliau berkalam seperti itu. Ini Quran masa ditentang?” katanya tenang mungkin mengejek. Jawaban yang seperti itu membuatku kikuk berfikir lagi untuk mendebatnya. Langsung aku cari ayat pembelaan lagi, dan agak ayem karena bertemu dengan ayat 29 Al 'Ankabuut. “Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar."

dia justru menjawab lagi dengan lebih tenang dengan jawaban ”coba ini, kalau kita BAB di depan kelas, atau di pintu masuk mall. Itu baik ndak?

ya ndak lah, wong itu publik area” kataku tegas.

Lha padahal BAB itu naluriah, kalau nggak bisa BAB malah sakit to?” sambungnya

ya iya. Tapi yo nek mau itu ya kan ada toilet to?! Yang privat. Yang nggak mengganggu kenyamanan umum” sanggahku.

Dia lalu membeberkan dan menguraikan kisah kaumnya nabi luth yang tadi telah aku kotbah kan kepadanya.
“Pada saat itu awal azabnya gimana ceritanya?” Katanya mengawali

Intinya Ada malaikat turun yang mewujudkan dirinya menjadi laki laki tampan, datang bertamu kerumah nabi luth, namun nabi luth agak cemas karena takut kalau kalau umatnya melihat jika ada lelaki tampan dirumahnya pastilah muncul hasrat biologis mereka. Dan ternyata itu bener kejadian. Umatnya pada liat kalau ada laki laki tampan dirumah luth dan meminta luth untuk menyerahkan tamunya itu kepada mereka (mungkin pada saat itu mereka ingin –maaf- menggilir laki laki itu). Nah karena setelah laki laki tampan itu mengaku kalau dia sebenernya malaikat yang menyamar, maka luth enggan menyerahkan ke umatnya. Maka umatnya pun marah dan luth diusir. Lalu saat luth pergi, malaikat mengazab kaum luth.” Kataku mantap

Dia balik bertanya, “kalau yang datang itu malaikat yang menyamar jadi perempuan, bukan laki laki, gimana?

“Maksudnya?” Kataku bingung

Ya kalau malaikatnya jadi wanita cantik terus mereka umatnya muncul hasrat biologis, lalu memintanya untuk memenuhi hasrat itu, boleh?” Tanyanya

“Ya ndak boleh” Jawabku

“Lha kok ndak? Itu kan berhasrat sama wanita, bukan pria” Tanyanya lagi yang kali ini juga membuatku terdiam bingung.

Yang dilarang itu tentang mengumbar hawanafsunya, nafsu sufiyah nya. Dan khususnya tentang pelaksanaan hal itu didepan umum, di publik area, tempat yang biasa manusia manusia berinteraksi. Katanya sambil menunjuk lagi ayat 29 Al 'Ankabuut. “Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar." sekaligus menunjuk surat An Naml 54. Dan ingatlah kisah Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu memperlihatkannya?"

Aku nggak mempermasalahkanmu kalau kamu mau membenci aku atau gimana, kalau kamu nggak suka dengan keadaanku, tolong buatkan aku yang tanpa sifat bedaku ini” katanya sambil menunjuk surat Al Hajj 73.. Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.”

“bahkan kalaupun semua makhluk bersatu untuk mencipta makhluk sekecil lalatpun, Beliau menjamin bahwa mereka tidak akan mampu membuatnya” sambungnya.

Ya. Tidak ada yang mampu membuat sebuah makhluk, apalagi aku. cuma Beliau Yang Maha Mencipta saja yang bisa. Akupun kini semakin semakin semakin terdiam. Namun aku beranikan untuk menanggapinya.

“tapi kamu itu salah, bahkan bisa dibilang kotor!” kataku berusaha mencapai posisi aman

Dengan masih tersenyum, dia memintaku membalik halaman Quran dan menunjukkan satu ayat lagi: An Nisaa' 49. Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak aniaya sedikitpun.

Kaget! Itulah ekspresi pertama yang muncul. Aku merasa semakin sangat bersalah telah menjauhinnya, merasa mengajak debat via Quran dengan slekethep sahabatku ini yang aku dan banyak orang mengenalnya sebagai anak yang sangat mendalami ilmu agama dan terkadang diminta untuk berbagi ilmu agama dibeberapa kesempatan di masyarakat. Aku sangat tersindir dengan ayat itu.

-bersambung ke :

Slekethep Curhat (sesi tiga)

Slekethep Curhat (sesi satu)

Ini adalah kisah yang terjadi dimana banyak nilai nilai kebaikan insyaallah dapat diambil darinya.

Alkisah suatu sore aku didatangi seorang teman akrab yang ternyata kedatangannya memberikan cakrawala pemahaman yang cukup mendalam bagiku. Sebut saja dia slekethep. Seorang laki laki dengan postur tubuh yang tidak terlalu tinggi, namun tidak pas juga kalau disebut pendek. Meskipun dia dikenal slengekan tapi nyatanya ada hal besar darinya yang bisa ku tulis disini untuk berbagi.

Kedatangannya saat itu memang berbeda dari biasanya. Kalau umumnya dia selalu datang memberi kabar, kali itu tidak. Dia tidak memberi kabar kalau mau berkunjung, alasannya ada yang mau disampaikan. Karena memang tidak bertabrakan dengan agenda lain, maka akupun mempersilakannya.

Dia langsung bercerita masalah yang membuat saya tercengang, kaget, shock, dan lain sebagainya. Dia mengaku bahwa dia selama ini menyembunyikan sebuah perbedaan pada dirinya. Perbedaan yang menjadi hujatan bagi banyak orang. Dia mengumpamakan dirinya sebagai magnet. Perumpamaan yang diambil ini sebenarnya memang dapat mewakili kondisi yang ada pada dirinya.

Dia memberikan perumpamaan, magnet itu pada umumnya bertolak belakang. Maksudnya, kutub magnet bagian utara menarik kutub magnet bagian selatan. Begitu juga sebaliknya. Namun ada juga magnet limited editions yang mampu menarik dua kutub sekaligus. Magnet ini memang unik karena menarik sesuatu yang memang biasanya ditarik dan menarik yang biasanya ditolak.

Awalnya aku sangat tidak memahami apa yang dimaksudkan olehnya, maklum dia memang sering menggunakan bahasa yang cukup njlimet dan hobi menggunakan analogi yang membuat siapa saja yang mendengar pasti akan tertarik dengan pembicaraannya.

Dan mungkin karena keawamanku terhadap perumpamaan itu, akhirnya dia sedikit demi sedikit memberi kunci kunci pembuka. Yang dia maksud dengan kutub magnet itu sendiri adalah jenis kelamin. Sehingga kesimpulan dari perumpamaan magnet magnet itu tadi adalah bahwa dia adalah seseorang dengan perbedaan yang dia menyukai seorang wanita, namun dengan laki laki ia juga bisa suka, biseks mungkin lebih tepatnya.

Kaget, terkejut, shock, dan perasaan lain lain tercampur aduk menjadi satu. Seorang karibku ternyata memiliki perbedaan dimana diluar sana hal itu menjadi bahan cemoohan bahkan hujatan bagi mayoritas orang.

Seusai pengakuan itu, sebagai karib yang jahat –semoga Tuhan mengampuni kesalahan kesalahanku- aku justru semakin menjauhinya, mendiamkannya, dan menunjukkan sikap sikap sebagai orang yang suci dan lebih baik daripada dia, menghindar pada saat berpapasan, membicarakan perbedaanya itu kepada rekan yang lain, dsb. sungguh sebuah perbuatan yang teramat dzolim.

Mengapa aku berbuat demikian? Karena aku heran, dia ku kenal sebagai orang yang baik, sangat peduli ke orang orang, meskipun agak slengekan, alim bahkan dia cukup intens dalam mendalami ilmu agama. Point terakhir itulah yang membuatku sangat heran. Aku menilai dan merasa dia salah, tidak normal, kelainan, dan mungkin agak (maaf) menjijikkan. Semakin hari semakin menjauhi dia, jarang menyapa, kalau dia mengirim sms, ku jawab dengan kalimat jawaban dan tempo yang sesingkat singkatnya.

Sampai suatu hari dia mengajakku bertemu untuk memperbaiki kondisi yang tidak menyenangkan pasca pengakuan itu, dia memberiku sebuah pengetahuan yang menunjukkan lebih dalam lagi bahwa Tuhan itu Maha Berkehendak, Tuhan Maha Hebat, dan ini Tuhan Maha Kreatif!

“Mengapa kamu semakin menjauhiku semenjak kamu mengetahui sisi perbedaanku?” Tanya temanku. “Kamu kaget? Atau malah jijik?” tambahnya

Aku yang merasa tidak enak dengan pernyataan itu akhirnya terpaksa menjawab. “Ya. Kuranglebih seperti yang kamu bilang itu”

Dia (anehnya) justru tersenyum ikhlas sembari menjawab “tidak masalah kamu mau bersikap bagaimanapun kepadaku. Tapi sebelumnya kalau boleh aku minta tolong satu hal, tolong gambarkan sebagus-bagusnya seekor sapi.

Lalu dalam kondisi bingung, akupun berusaha sebaik mungkin menggambar sapi, karena memang hobiku melukis maka tak membutuhkan waktu lama lukisan (sketsa) sapi itupun jadi.

Namun apa yang terjadi? setelah selesai menggambar, dia lalu melihat hasil goresan pulpenku itu, dia tersenyum kecut sambil berkata, “sudah kuminta membuat sapi, malah menggambar yang lain. Kalau bagus sih ndak masalah. lha ini? Moncongnya nekuk, ekornya tipis (dst)”

Akupun mulai mendidih, aku yang selama ini (bukan bermaksud sombong) juga suka dengan dunia melukis dan dia yang justru melukis saja tidak bisa, malah mengejek habis habisan. sudah disuruh menggambar sapi, begitu jadi gambarnya, malah dijelek jelekkan. Kalau dia master gambar gitu sih oke oke aja, lha dia?

lha kamu itu melukis aja nggak bisa kok njelek njelekin lukisanku. Sudah dibuatin nggak terimakasih malah ngguroni (menggurui). Kalau nggak suka ya mbok buat sendiri sana kayak yang tok pingini” ucapku mulai terpancing emosi.

Dia yang menlihat aku emosi justru tersenyum tenang. Ini yang menjadi awal tersentaknya pemikiranku. Dia justru memberikan pemahaman yang luar biasa bagiku. Dia menjawab “begitulah sama denganNya” (sambil dia menunjuk ke atas –yang dimaksud Tuhan-).

“Maksudnya?” kataku yang mulai bingung

“Kalau seseorang yang sudah ahli nggambar, diminta nggambar sapi, terus gambarannya itu dihina, dijelekin, bahkan yang menghina itu menggurui yang nggambar padahal si penghina itu sendiri nggambar aja ndak bisa. Sekarang aku tanya, yang berhak marah adalah gambarnya atau yang membuat gambar?” Tanya slekethep sambil masih tersenyum tenang

“Ya yang buat gambar lah. Wong dia yang membuat kok. Kalo gambarnya kan manut yang nggambar to! Itu cah SD we tau!” kataku agak membentak.

begitulah sama denganNya” (sambil dia menunjuk ke atas lagi). “Dia yang berhak marah kalau ciptaanNya dihina, didiamkan, dsb gara gara sesuatu dimana itu merupakan bentukan Tuhan. sebesar apa hinaan ejekan orang kepadaku atas perbedaanku ini, aku sekali lagi tidak akan marah, karena yang berhak marah itu Sang Pembuat, bukan hasil buatanNya”

Mendengar jawaban seperti itu aku terdiam menyesal sangat dalam dan belum pernah semenyesal saat itu. Benar kata dia. Sudah berapa kali aku mempermalukan Tuhan atas hasil ciptaanNya?

Kalau Tuhan menjawablha kamu itu mencipta aja nggak bisa kok njelek njelekin ciptaanku. Sudah dicipta, nggak terimakasih, malah ngguroni. Kalau nggak suka sama ciptaaKu ya mbok buat sendiri sana kayak yang tok pingini” kamu bakal nyanggah gimana?”

Sekali lagi dia membuatku terdiam menyesal. Aku selama ini telah mengolok olok ciptaan Tuhan secara langsung dan mengolok olok Tuhan secara tidak langsung.

Namun aku tidak berhenti dan menyerah disitu, aku mengeluarkan senjata pamungkas. Kisah kaum nabi Luth dalam Quran!

-bersambung ke :

Jumat, 14 Desember 2012

Iblis, simbol kepatuhan sejati kepada Tuhan untuk memerankan antagonis


Kisah ini bermula pada saat Tuhan ngobrol ringan kepada para malaikat bahwa Beliau akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Para Malaikatpun menyimak dengan segala kepatuhannya dan melihat proses penciptaan manusia yang dilakukan secara sangat luar biasa menakjubkan. Dan proses terus berlangsung sampai setelah itu Tuhan menyempurnakan casing, hardware, software dan telah dialiri listriknya (ruh) juga. maka untuk menyanjung kehebatan Tuhan itu, para malaikat diminta untuk memberikan penghormatan kepadanya (manusia ciptaan Tuhan itu) dengan formasi bersujud.

maka sebagai makhluk yang diciptakan hanya untuk memenuhi perintah Tuhan semata, bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, serempak, dalam satu komando, kecuali iblis yang masih pethenthengan. Ia enggan ikut besama-sama para koleganya, kanca kenthelnya yang sujud itu. Lalu sebuah ‘kejadian unik’ (menurut saya) terjadi, adalah, Tuhan bertanya. (jika digaya bahasakan) "Hei iblis, kok kamu itu ndak ikut sujud bareng bareng mereka yang pada sujud itu to?"

dengan mantap Iblis menjawab: "saya emoh sujud kepada manusia yang Engkau menciptakannya sudah dari tanah liat kering, dari lumpur hitam pula, lalu dibentuk"

namun, bagaimana jadinya jika iblis ternyata menjawab dengan pernyataan lain “saya tidak mau bersujud kepada makhluk itu (manusia) karena sesungguhnya hanya kepadaMu lah aku bersujud”. Kalau iblis berkata demikian, apakah Tuhan akan marah? Tentunya tidak. Namun kehendak Tuhan memang menginginkan iblis tidak menjawab seperti karangan penulis itu.

Setelah mendengar jawaban iblis yang tidak mau bersujud karena perihal padatan komposisi penciptaan makhluk itu, Tuhan lalu memerankan adegan marah sambil mengatakan kepada Iblis supaya keluar dari surga (tidak berdomisili lagi di surga) sekaligus mengutuknya, dimana kutukan itu akan tetap melekat padanya sampai hari kiamat.

Lalu apa jawab iblis? Apakah dia marah? Mutung? Ngambek? Kecewa?

Mana berani! dia adalah hamba Tuhan! hamba yang pada saat masih di surga (sebelum penciptaan manusia itu) dikenal sebagai Mbah Kaum-nya para malaikat. Sekali lagi, Iblis tidak marah! Ia justru meminta kepada Tuhan agar diberi penangguhan waktu sampai waktu dimana manusia dibangkitkan. Maksudnya Iblis memohon kepada Tuhan agar dia tidak diazab dari sejak dia didukani tadi itu, tapi diberikan kebebasan hidup sampai hari berbangkit.

Namun bagaimana tanggapan Tuhan? Apakah Beliau semakin marah?

Tidak. Beliau adalah Maha Mengabulkan Segala Permohonan, dan atas Kasih SayangNya yang sangat jauh melebihi amarahNya, justru permohonan iblis itu dikabulkan sepenuhnya. iblis termasuk orang-orang yang diberi penangguhan waktu, sampai suatu waktu yang telah ditentukan, yakni waktu tiupan pertama tanda permulaan hari kiamat.

Mendengar kebaikan Tuhan itu, iblis kembali menyambut:

"Ya Tuhanku, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan manusia manusia memandang baik segala perbuatan buruk di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang telah Engkau beri kekuatan untuk mentaati segala petunjuk dan perintahMu di antara mereka."

Bagaimana tanggapan Tuhan (lagi) terhadap diplomasi iblis ini?

Dengan segala kerendahan hati dan kebijaksaanNya Beliau tersenyum dan menjawab bahwa jalanNya adalah jalan yang lurus, dan Beliau sendiri akan mewajibkan diriNya untuk menjaga jalanNya itu. Sehingga diharapkan seseorang tidak akan terpikat tipu daya kesesatan, dan supaya dapat mengikuti jalan yang lurus yang dijaga oleh Tuhan itu sendiri. Jadi sesat atau tidaknya seseorang adalah Tuhan yang menentukan.

Dan sejak itulah iblis memiliki tugas baru, mengamalkan perintah Tuhan sebagai aktor antagonis dalam kehidupan ini
-----------------------




Itulah bentuk kepatuhan iblis. dia tidak marah kepada Tuhan, tidak mengajukan keberatan atas putusan Tuhan. dia melaksanakan tanpa negosiasi, apalagi membantah, segala apa yang menjadi kehendak dan perintah Tuhan. begitu dia dicap sesat, dia siap melaksanakannya, dia siap menjadi tokoh antagonis sepanjang sejarah kehidupan manusia, dia siap menerima hujatan dari seluruh pecinta pecinta Tuhan, fans fans Tuhan. dia berusaha semaksimal mungkin dalam memerankan tokoh sesat dan menyesatkan supaya Tuhan bangga dan puas atas kinerja dia memerankan tokoh tersebut. Tapi yang perlu diingat, iblis tidak memusuhi Tuhan, dia tidak berani kepada Tuhan. selama ini manusia menganggap bahwa Tuhan punya saingan yaitu iblis. sungguh ironi jika kita percaya bahwa Tuhan memiliki saingan. Iblis hanya melaksanakan perintah Tuhan sebagai makhluk yang sesat. Bukan memerankan sebagai saingan Tuhan.

Jadi, kalau iblis yang sejak ribuan tahun yang lalu saja, mampu secara tekun mengamalkan perintah Tuhan dengan konsisten, penuh percaya diri, setia, untuk memerankan peran antagonis dalam kehidupan ini, kita yang merupakan keturunan dari manusia yang dihormati denga cara bersujud oleh seluruh malaikat pada saat itu, seharusnya bisa lebih tekun, setia, konsisten dan penuh percaya diri dalam mengamalkan perintah Tuhan untuk memerankan peran protagonis dalam kehidupan ini. 

Rabu, 12 Desember 2012

Ragasukma, antara halusinasi dan kenyataan


'raga sukma' atau 'ngrogoh sukma' atau berjalan astral, dari kacamata budaya, perlu digaris bawahi bahwa sukma itu bukan nyawa. jika nyawa keluar tubuh itu jelas dipastikan tiada lain adalah mati. ada yang menyebutnya dengan Nur Muhammad yang disebut Ruh idhlafi yang merupakan akibat sukma dan ini merupakan kehendak dari Dzat Yang Maha Suci. 

Ilmu Meraga Sukma, atau banyak juga orang mengiistilahkanya sebagai Proyeksi Astral, Lepas Sukma, Pangaracutan, Proyeksi Mental, Out of Body Experience, bahkan Astral Projection, adalah suatu proses pelepasan sukma dari raga untuk melakukan perjalanan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. 

Proses ini bila sempurna maka semua rasa panca indera pelakunya dibawa keluar, sehingga sukmanya mampu mendengar, merasakan, melihat dan meraba lingkungan sekitarnya dengan sukma itu sendiri secara nyata. 

Penjelasannya bahwa Gusti Ingkang Purbawasesa telah memberikan suatu fasilitas dalam tubuh manusia untuk melakukan perjalanan ke penjuru langit dan bumi secara fisik (teknologi: ilmu pengetahuan) dan non fisik (energi: sukma) jika memang manusia itu memiliki kekuatan atau kemampuan.

Perlu diketahui, proses meraga sukma sesunggunya tidak melepas roh, tetapi hanya memproyeksikan energi pikiran yang disebut sukma. Kalau kita melepas roh bisa menyebabkan kematian. Sebab itu orang yang meraga sukma bisa menarik kembali energi pikiran yang melanglang buana sehingga dapat hidup kembali. Energi pikiran atau sukma ini secara otomatis akan kembali ke raga dalam kondisi tertentu, misalnya saja karena kaget, tertindih energi lain, dan sebagainya.


Sukma atau jiwa adalah kemampuan manusia yang bersifat metafisika. Sedangkan sukma atau jiwa ini sangatlah kompleks yang terdiri dari beberapa sub-sub penyusun. kalau penndapat saya pribadi kurang setuju bila hal tsb difatwa dengan status syirik. 

mengapa? 

karena selain alasan tadi, sepemahaman saya Nabiyullah Isa Alaihissalam dan Rasulullah Muhammad Shalallahu 'alaihiwassalam -dalam perspektif budaya- diangkat menuju ke Langit, bahkan bersama raga nya (bukan hanya sukma nya). jelas dalam hal keagamaan kita harus percayai bahwa ini adalah mu'jizat. manusia biasa jelas tidak mungkin bisa melakukan hal persis seperti ini, tetapi mungkin bisa melakukan tetapi dengan tingkatan yang sangat tidak sama. 

nah ketidak samaannya disini.




kata Tuhan:


"....Apabila Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengaran yang untuk mendengarnya, penglihatan yang untuk melihatnya, tangan yang untuk menamparnya dan kaki yang untuk berjalan olehnya. Jika ia memohon kepada-Ku, niscaya Aku benar-­benar memberinya. Jika ia memohon kepada-Ku, niscaya Aku benar-benar melindunginya..."
 


kalau Tuhan menjadi pendengaran kita, apa yang tidak bisa kita dengar?

kalau Tuhan menjadi pengelihatan kita, apa yang tidak bisa kita lihat?

kalau Tuhan menjadi tangan kita, apa yang tidak bisa kita lakukan?

kalau Tuhan menjadi kaki kita, apa yang tidak bisa kita inginkan?

kalau Tuhan benar benar akan memberi kita, apa yang akan Beliau tolak atas permintaan kita?

tidak ada yang mustahil bersamaNya..

Manunggaling Kawula Gusti kafir?



dalam pemahaman saya yang dimaksud dengan konsepsi MANUNGGALING KAWULA LAN GUSTI itu adalah,

dimana diyakini penuh seseorang manusia itu adalah pengejawantahan dari Gusti dan Kawula dalam satu raga. 

maksudnya, seseorang itu merupakan KAWULA nya GUSTI (hambanya Tuhan) sehingga dengan kesadaran itu, manusia jawa percaya bahwa Tuhan selalu menyertainya dan mengawasinya. 

sehingga tidak berani melakukan apa apa yang membuat duka sang GUSTI dan berusaha selalu untuk berbuat kebaikan, dalam perspektif Islam, disebut Ihsan. 

selain itu manusia juga menjadi GUSTI nya KAWULA, maksudnya sebagai seorang khalifah (GUSTI), manusia dituntut memakmurkan dunia (KAWULA). 

sehingga dalam konsep hidupnya, manusia jawa memiliki pandangan hidup takut kepada GUSTI nya, dan tidak berani mengkhianati KAWULAnya karna mengemban amanah dari GUSTI nya.

itulah Prasetya Manunggaling Kawula Gusti yang sesungguhnya..