-sambungan dari :Slekethep Curhat (sesi dua)
Kaget! Itulah
ekspresi pertama yang muncul. Aku merasa semakin sangat bersalah telah
menjauhinnya, merasa mengajak debat via Quran dengan slekethep sahabatku ini
yang aku dan banyak orang mengenalnya sebagai anak yang sangat mendalami ilmu
agama dan terkadang diminta untuk berbagi ilmu agama dibeberapa kesempatan di masyarakat.
Aku sangat tersindir dengan ayat itu.
Al Qashash
68.. Dan
Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak
ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang
mereka persekutukan (dengan Dia). Dia menunjukkan ayat itu kepadaku.
“kalau Beliau telah menentukan sesuatu, maka manusia
tidak dapat memilih yang lain lagi dan harus menaati dan menerima apa yang
telah ditetapkanNya. Mungkin aku ini ditetapkan sebagai yang berkarakter salah
yang dalam pemikiranmu” Sambungnya.
Belum berhenti
disitu, dia memintaku untuk melihat ayat 70.. Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di
akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu
dikembalikan.
“Tuhan sendirilah yang menentukan segala sesuatu dan
ketentuan-ketentuan itu pasti berlaku dan Dia pulalah yang mempunyai kekuasaan
yang mutlak.” Sambungnya lagi.
Aku semakin
terdiam lebih lebih lebih lebih jauh lagi. Dan dia menyambung lagi percakapan
itu. Aku jadi teringat dengan surat Al An'aam ayat 18. Dan Dialah
yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana
lagi Maha Mengetahui.
Apakah kamu pikir aku ini ‘produk gagal’nya Tuhan? katanya sambil membukakan surat As Sajdah ayat 7.. “Yang
membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah.”
Aku
berkata dalam hati, jelas ndak mungkin mosok ada Tuhan suatu saat membuat produk
gagal. Beliau adalah sebaik baik pencipta dan tidak ada pencipta selainNya.
Dia,
sambil jari jemarinya membuka lembaran Quran itu, berkata “sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Ya aku
ingat itu terjemahan surat At tiin ayat yang ke empat kalau tidak salah,
gumamku.
“Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal hal yang kamu benci itu ada kebaikan untukmu, dan boleh jadi
malah yang kamu sukai, justru ada keburukan bagimu. Tuhanlah yang tahu,
sedangkan kita itu ndak tahu” katanya.
Aku
semakin merasa menyesal telah melakukan tindakan mendiamkan, menjauhi, dan
sikap sikap yang setipe itu tadi kepadanya.
“Aku akan terus selalu berbaik
sangka dengan sangat kepada Allah, tidaklah mungkin Beliau Yang KasihsayangNya
teramat luas melebihi kemurkaanNya,akan melaknatku atas sebuah sifat yang telah
Beliau berikan sendiri kepadaku, dan ini semua bukan aku yang meminta. Beliau
yang menentukan aku begini” Katanya sambil menghela
nafas cukup panjang sembari menyodorkan ayat 21 dari Al
hijr. Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya
(asalnya); dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang
tertentu.
“Aku sangat bersyukur masih
diberikan hidup sampai detik ini, bersyukur diberikan hidayah untuk memeluk
Islam, bersyukur bisa mengenal Tuhan beserta keindahan dan kehebatan sifat
sifatnya, dan akupun tidak akan pernah menghujat atau menyesali keputusanNya yang
menjadikanku seorang yang berbeda ini” katanya.
Mungkin
karena dia melihatku yang tampak sekali penyesalan bertamu diwajahku, dia
memintaku untuk membaca ayat 11 surat Al Hujuraat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan
orang laki-laki merendahkan kumpulan laki laki yang lain, boleh jadi
yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan
perempuan merendahkan kumpulan perempuan lainnya, boleh jadi yang direndahkan
itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk sesudah iman. dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim.
Atas hidayahNya
melalui slekethep inilah aku langsung meminta maaf atas perbuatanku selama ini.
Sekarang aku sadar bahwa segala sesuatu itu mutlak kehendak Tuhan. sesuai
konsep innalillahi wa inna ilaihi
raji’un. Segalanya berasal dariNya dan akan dikembalikan kepadaNya.
Terimakasih Tuhan,
sekali lagi Engkau menunjukkan rahasiaMu, kehebatanMu, kekuasaanMu, sebagai
Kreator Yang Maha Kreatif, yang telah dan dapat membuat makhluk dengan segala
perbedaan padanya. Dan aku juga berterimakasih kepada sahabatku Slekethep yang telah menunjukiku salah
satu cuilan kecil dari keMaha Kuasaannya Tuhan..
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah
berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah)
yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan..
----------------------------------------------
Terimakasih Ya
Allah, segala puji aku tujukan bagiMu, wahai pemilik Kerajaan Yang Kudus.
pujian sepenuh langit sepenuh bumi dan sepenuh apa yang Engkau hendaki duhai
Tuhanku.. Tuhan para malaikat serta para ruh, dan Tuhan dari seluruh alam semesta..