aku ada karena aku berfikir . .

*****

Senin, 24 Desember 2012

Slekethep Curhat (sesi dua)


-sambungan dari :
Slekethep Curhat (sesi satu)

Namun aku tidak berhenti dan menyerah disitu, aku mengeluarkan senjata pamungkas. Kisah kaum nabi Luth dalam Quran!

Panjang lebar aku bercerita sambil membolak balik Quran, aku bersorak dalam hati setelah menemukan ayat 55 dari surat An Naml "Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk memenuhi nafsu mu, bukan mendatangi wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui akibat perbuatanmu."

Dia justru bertanya simple, “jadi laki laki harus berhasrat kepada wanita ya?”

Jelas.. ini kan Quran. Masa mau ditentang” kataku bersiap untuk memenangkan debat ini.

Namun tak terduga dia malah memintaku membuka surat An Nuur ayat 31 Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Kalau berhasrat kepada wanita adalah keharusan bagi laki laki, mengapa Beliau berkalam seperti itu. Ini Quran masa ditentang?” katanya tenang mungkin mengejek. Jawaban yang seperti itu membuatku kikuk berfikir lagi untuk mendebatnya. Langsung aku cari ayat pembelaan lagi, dan agak ayem karena bertemu dengan ayat 29 Al 'Ankabuut. “Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar."

dia justru menjawab lagi dengan lebih tenang dengan jawaban ”coba ini, kalau kita BAB di depan kelas, atau di pintu masuk mall. Itu baik ndak?

ya ndak lah, wong itu publik area” kataku tegas.

Lha padahal BAB itu naluriah, kalau nggak bisa BAB malah sakit to?” sambungnya

ya iya. Tapi yo nek mau itu ya kan ada toilet to?! Yang privat. Yang nggak mengganggu kenyamanan umum” sanggahku.

Dia lalu membeberkan dan menguraikan kisah kaumnya nabi luth yang tadi telah aku kotbah kan kepadanya.
“Pada saat itu awal azabnya gimana ceritanya?” Katanya mengawali

Intinya Ada malaikat turun yang mewujudkan dirinya menjadi laki laki tampan, datang bertamu kerumah nabi luth, namun nabi luth agak cemas karena takut kalau kalau umatnya melihat jika ada lelaki tampan dirumahnya pastilah muncul hasrat biologis mereka. Dan ternyata itu bener kejadian. Umatnya pada liat kalau ada laki laki tampan dirumah luth dan meminta luth untuk menyerahkan tamunya itu kepada mereka (mungkin pada saat itu mereka ingin –maaf- menggilir laki laki itu). Nah karena setelah laki laki tampan itu mengaku kalau dia sebenernya malaikat yang menyamar, maka luth enggan menyerahkan ke umatnya. Maka umatnya pun marah dan luth diusir. Lalu saat luth pergi, malaikat mengazab kaum luth.” Kataku mantap

Dia balik bertanya, “kalau yang datang itu malaikat yang menyamar jadi perempuan, bukan laki laki, gimana?

“Maksudnya?” Kataku bingung

Ya kalau malaikatnya jadi wanita cantik terus mereka umatnya muncul hasrat biologis, lalu memintanya untuk memenuhi hasrat itu, boleh?” Tanyanya

“Ya ndak boleh” Jawabku

“Lha kok ndak? Itu kan berhasrat sama wanita, bukan pria” Tanyanya lagi yang kali ini juga membuatku terdiam bingung.

Yang dilarang itu tentang mengumbar hawanafsunya, nafsu sufiyah nya. Dan khususnya tentang pelaksanaan hal itu didepan umum, di publik area, tempat yang biasa manusia manusia berinteraksi. Katanya sambil menunjuk lagi ayat 29 Al 'Ankabuut. “Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar." sekaligus menunjuk surat An Naml 54. Dan ingatlah kisah Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu memperlihatkannya?"

Aku nggak mempermasalahkanmu kalau kamu mau membenci aku atau gimana, kalau kamu nggak suka dengan keadaanku, tolong buatkan aku yang tanpa sifat bedaku ini” katanya sambil menunjuk surat Al Hajj 73.. Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.”

“bahkan kalaupun semua makhluk bersatu untuk mencipta makhluk sekecil lalatpun, Beliau menjamin bahwa mereka tidak akan mampu membuatnya” sambungnya.

Ya. Tidak ada yang mampu membuat sebuah makhluk, apalagi aku. cuma Beliau Yang Maha Mencipta saja yang bisa. Akupun kini semakin semakin semakin terdiam. Namun aku beranikan untuk menanggapinya.

“tapi kamu itu salah, bahkan bisa dibilang kotor!” kataku berusaha mencapai posisi aman

Dengan masih tersenyum, dia memintaku membalik halaman Quran dan menunjukkan satu ayat lagi: An Nisaa' 49. Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak aniaya sedikitpun.

Kaget! Itulah ekspresi pertama yang muncul. Aku merasa semakin sangat bersalah telah menjauhinnya, merasa mengajak debat via Quran dengan slekethep sahabatku ini yang aku dan banyak orang mengenalnya sebagai anak yang sangat mendalami ilmu agama dan terkadang diminta untuk berbagi ilmu agama dibeberapa kesempatan di masyarakat. Aku sangat tersindir dengan ayat itu.

-bersambung ke :

Slekethep Curhat (sesi tiga)