Namun aku
tidak berhenti dan menyerah disitu, aku mengeluarkan senjata pamungkas. Kisah kaum nabi Luth dalam Quran!
Panjang lebar
aku bercerita sambil membolak balik Quran, aku bersorak dalam hati setelah
menemukan ayat 55 dari surat An Naml "Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk memenuhi nafsu mu, bukan
mendatangi wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui akibat
perbuatanmu."
Dia
justru bertanya simple, “jadi laki laki
harus berhasrat kepada wanita ya?”
“Jelas.. ini kan Quran. Masa mau ditentang”
kataku bersiap untuk memenangkan debat ini.
Namun
tak terduga dia malah memintaku membuka surat An Nuur ayat
31 Katakanlah kepada wanita yang
beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau
ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka,
atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam,
atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang
tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
“Kalau berhasrat kepada wanita adalah
keharusan bagi laki laki, mengapa Beliau berkalam seperti itu. Ini Quran masa ditentang?” katanya
tenang mungkin mengejek. Jawaban yang seperti itu membuatku kikuk berfikir lagi
untuk mendebatnya. Langsung aku cari ayat pembelaan lagi, dan agak ayem karena bertemu dengan ayat 29 Al
'Ankabuut. “Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki laki, menyamun dan
mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya
tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika
kamu termasuk orang-orang yang benar."
dia justru menjawab
lagi dengan lebih tenang dengan jawaban ”coba
ini, kalau kita BAB di depan kelas, atau di pintu masuk mall. Itu baik ndak?”
“ya ndak lah, wong itu publik area”
kataku tegas.
“Lha padahal BAB itu naluriah, kalau nggak
bisa BAB malah sakit to?” sambungnya
“ya iya. Tapi yo nek mau itu ya kan ada toilet
to?! Yang privat. Yang nggak mengganggu kenyamanan umum” sanggahku.
Dia lalu
membeberkan dan menguraikan kisah kaumnya nabi luth yang tadi telah aku kotbah kan kepadanya.
“Pada saat itu
awal azabnya gimana ceritanya?” Katanya mengawali
“Intinya Ada malaikat turun yang mewujudkan
dirinya menjadi laki laki tampan, datang bertamu kerumah nabi luth, namun nabi
luth agak cemas karena takut kalau kalau umatnya melihat jika ada lelaki tampan
dirumahnya pastilah muncul hasrat biologis mereka. Dan ternyata itu bener
kejadian. Umatnya pada liat kalau ada laki laki tampan dirumah luth dan meminta
luth untuk menyerahkan tamunya itu kepada mereka (mungkin pada saat itu mereka
ingin –maaf- menggilir laki laki itu). Nah karena setelah laki laki tampan itu
mengaku kalau dia sebenernya malaikat yang menyamar, maka luth enggan
menyerahkan ke umatnya. Maka umatnya pun marah dan luth diusir. Lalu saat luth
pergi, malaikat mengazab kaum luth.” Kataku mantap
Dia balik
bertanya, “kalau yang datang itu malaikat
yang menyamar jadi perempuan, bukan laki laki, gimana?”
“Maksudnya?” Kataku
bingung
“Ya kalau malaikatnya jadi wanita cantik
terus mereka umatnya muncul hasrat biologis, lalu memintanya untuk memenuhi
hasrat itu, boleh?” Tanyanya
“Ya ndak boleh” Jawabku
“Lha kok ndak? Itu kan berhasrat sama wanita, bukan
pria” Tanyanya lagi yang
kali ini juga membuatku terdiam bingung.
Yang dilarang
itu tentang mengumbar hawanafsunya, nafsu sufiyah nya. Dan khususnya tentang
pelaksanaan hal itu didepan umum, di publik area, tempat yang biasa manusia
manusia berinteraksi. Katanya sambil menunjuk lagi ayat 29 Al
'Ankabuut. “Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki laki, menyamun dan
mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya
tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika
kamu termasuk orang-orang yang benar." sekaligus menunjuk surat An Naml 54. Dan ingatlah kisah Luth, ketika
dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah
itu sedang kamu memperlihatkannya?"
“Aku nggak mempermasalahkanmu kalau kamu mau
membenci aku atau gimana, kalau kamu nggak suka dengan keadaanku, tolong
buatkan aku yang tanpa sifat bedaku ini” katanya sambil menunjuk surat Al
Hajj 73.. “Hai
manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat
menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan
jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya
kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah)
yang disembah.”
“bahkan kalaupun semua makhluk bersatu untuk mencipta
makhluk sekecil lalatpun, Beliau menjamin bahwa mereka tidak akan mampu
membuatnya” sambungnya.
Ya. Tidak ada
yang mampu membuat sebuah makhluk, apalagi aku. cuma Beliau Yang Maha Mencipta
saja yang bisa. Akupun kini semakin semakin semakin terdiam. Namun aku
beranikan untuk menanggapinya.
“tapi kamu itu salah, bahkan bisa dibilang kotor!” kataku berusaha mencapai posisi aman
Dengan masih
tersenyum, dia memintaku membalik halaman Quran dan menunjukkan satu ayat lagi:
An Nisaa' 49.
Apakah
kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?
Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka
tidak aniaya sedikitpun.
-bersambung ke :
Slekethep Curhat (sesi tiga)