aku ada karena aku berfikir . .

*****

Senin, 24 Desember 2012

Slekethep Curhat (sesi tiga)


-sambungan dari :Slekethep Curhat (sesi dua)

Kaget! Itulah ekspresi pertama yang muncul. Aku merasa semakin sangat bersalah telah menjauhinnya, merasa mengajak debat via Quran dengan slekethep sahabatku ini yang aku dan banyak orang mengenalnya sebagai anak yang sangat mendalami ilmu agama dan terkadang diminta untuk berbagi ilmu agama dibeberapa kesempatan di masyarakat. Aku sangat tersindir dengan ayat itu.

Al Qashash 68.. Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). Dia menunjukkan ayat itu kepadaku.

“kalau Beliau telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih yang lain lagi dan harus menaati dan menerima apa yang telah ditetapkanNya. Mungkin aku ini ditetapkan sebagai yang berkarakter salah yang dalam pemikiranmu” Sambungnya.

Belum berhenti disitu, dia memintaku untuk melihat ayat 70.. Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

“Tuhan sendirilah yang menentukan segala sesuatu dan ketentuan-ketentuan itu pasti berlaku dan Dia pulalah yang mempunyai kekuasaan yang mutlak.” Sambungnya lagi.

Aku semakin terdiam lebih lebih lebih lebih jauh lagi. Dan dia menyambung lagi percakapan itu. Aku jadi teringat dengan surat Al An'aam ayat 18. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Apakah kamu pikir aku ini ‘produk gagal’nya Tuhan? katanya sambil membukakan surat As Sajdah ayat 7.. “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.”

Aku berkata dalam hati, jelas ndak mungkin mosok ada Tuhan suatu saat membuat produk gagal. Beliau adalah sebaik baik pencipta dan tidak ada pencipta selainNya.

Dia, sambil jari jemarinya membuka lembaran Quran itu, berkata “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Ya aku ingat itu terjemahan surat At tiin ayat yang ke empat kalau tidak salah, gumamku.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal hal yang kamu benci itu ada kebaikan untukmu, dan boleh jadi malah yang kamu sukai, justru ada keburukan bagimu. Tuhanlah yang tahu, sedangkan kita itu ndak tahu”  katanya.

Aku semakin merasa menyesal telah melakukan tindakan mendiamkan, menjauhi, dan sikap sikap yang setipe itu tadi kepadanya.

“Aku akan terus selalu berbaik sangka dengan sangat kepada Allah, tidaklah mungkin Beliau Yang KasihsayangNya teramat luas melebihi kemurkaanNya,akan melaknatku atas sebuah sifat yang telah Beliau berikan sendiri kepadaku, dan ini semua bukan aku yang meminta. Beliau yang menentukan aku begini” Katanya sambil menghela nafas cukup panjang sembari menyodorkan ayat 21 dari Al hijr. Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya (asalnya); dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.

“Aku sangat bersyukur masih diberikan hidup sampai detik ini, bersyukur diberikan hidayah untuk memeluk Islam, bersyukur bisa mengenal Tuhan beserta keindahan dan kehebatan sifat sifatnya, dan akupun tidak akan pernah menghujat atau menyesali keputusanNya yang menjadikanku seorang yang berbeda ini” katanya.

Mungkin karena dia melihatku yang tampak sekali penyesalan bertamu diwajahku, dia memintaku untuk membaca ayat 11 surat Al Hujuraat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan laki laki yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan perempuan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman. dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Atas hidayahNya melalui slekethep inilah aku langsung meminta maaf atas perbuatanku selama ini. Sekarang aku sadar bahwa segala sesuatu itu mutlak kehendak Tuhan. sesuai konsep innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Segalanya berasal dariNya dan akan dikembalikan kepadaNya.

Terimakasih Tuhan, sekali lagi Engkau menunjukkan rahasiaMu, kehebatanMu, kekuasaanMu, sebagai Kreator Yang Maha Kreatif, yang telah dan dapat membuat makhluk dengan segala perbedaan padanya. Dan aku juga berterimakasih kepada sahabatku Slekethep yang telah menunjukiku salah satu cuilan kecil dari keMaha Kuasaannya Tuhan..

Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan..



----------------------------------------------
Terimakasih Ya Allah, segala puji aku tujukan bagiMu, wahai pemilik Kerajaan Yang Kudus. pujian sepenuh langit sepenuh bumi dan sepenuh apa yang Engkau hendaki duhai Tuhanku.. Tuhan para malaikat serta para ruh, dan Tuhan dari seluruh alam semesta..