aku ada karena aku berfikir . .

*****

Jumat, 14 Desember 2012

Iblis, simbol kepatuhan sejati kepada Tuhan untuk memerankan antagonis


Kisah ini bermula pada saat Tuhan ngobrol ringan kepada para malaikat bahwa Beliau akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Para Malaikatpun menyimak dengan segala kepatuhannya dan melihat proses penciptaan manusia yang dilakukan secara sangat luar biasa menakjubkan. Dan proses terus berlangsung sampai setelah itu Tuhan menyempurnakan casing, hardware, software dan telah dialiri listriknya (ruh) juga. maka untuk menyanjung kehebatan Tuhan itu, para malaikat diminta untuk memberikan penghormatan kepadanya (manusia ciptaan Tuhan itu) dengan formasi bersujud.

maka sebagai makhluk yang diciptakan hanya untuk memenuhi perintah Tuhan semata, bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, serempak, dalam satu komando, kecuali iblis yang masih pethenthengan. Ia enggan ikut besama-sama para koleganya, kanca kenthelnya yang sujud itu. Lalu sebuah ‘kejadian unik’ (menurut saya) terjadi, adalah, Tuhan bertanya. (jika digaya bahasakan) "Hei iblis, kok kamu itu ndak ikut sujud bareng bareng mereka yang pada sujud itu to?"

dengan mantap Iblis menjawab: "saya emoh sujud kepada manusia yang Engkau menciptakannya sudah dari tanah liat kering, dari lumpur hitam pula, lalu dibentuk"

namun, bagaimana jadinya jika iblis ternyata menjawab dengan pernyataan lain “saya tidak mau bersujud kepada makhluk itu (manusia) karena sesungguhnya hanya kepadaMu lah aku bersujud”. Kalau iblis berkata demikian, apakah Tuhan akan marah? Tentunya tidak. Namun kehendak Tuhan memang menginginkan iblis tidak menjawab seperti karangan penulis itu.

Setelah mendengar jawaban iblis yang tidak mau bersujud karena perihal padatan komposisi penciptaan makhluk itu, Tuhan lalu memerankan adegan marah sambil mengatakan kepada Iblis supaya keluar dari surga (tidak berdomisili lagi di surga) sekaligus mengutuknya, dimana kutukan itu akan tetap melekat padanya sampai hari kiamat.

Lalu apa jawab iblis? Apakah dia marah? Mutung? Ngambek? Kecewa?

Mana berani! dia adalah hamba Tuhan! hamba yang pada saat masih di surga (sebelum penciptaan manusia itu) dikenal sebagai Mbah Kaum-nya para malaikat. Sekali lagi, Iblis tidak marah! Ia justru meminta kepada Tuhan agar diberi penangguhan waktu sampai waktu dimana manusia dibangkitkan. Maksudnya Iblis memohon kepada Tuhan agar dia tidak diazab dari sejak dia didukani tadi itu, tapi diberikan kebebasan hidup sampai hari berbangkit.

Namun bagaimana tanggapan Tuhan? Apakah Beliau semakin marah?

Tidak. Beliau adalah Maha Mengabulkan Segala Permohonan, dan atas Kasih SayangNya yang sangat jauh melebihi amarahNya, justru permohonan iblis itu dikabulkan sepenuhnya. iblis termasuk orang-orang yang diberi penangguhan waktu, sampai suatu waktu yang telah ditentukan, yakni waktu tiupan pertama tanda permulaan hari kiamat.

Mendengar kebaikan Tuhan itu, iblis kembali menyambut:

"Ya Tuhanku, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan manusia manusia memandang baik segala perbuatan buruk di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang telah Engkau beri kekuatan untuk mentaati segala petunjuk dan perintahMu di antara mereka."

Bagaimana tanggapan Tuhan (lagi) terhadap diplomasi iblis ini?

Dengan segala kerendahan hati dan kebijaksaanNya Beliau tersenyum dan menjawab bahwa jalanNya adalah jalan yang lurus, dan Beliau sendiri akan mewajibkan diriNya untuk menjaga jalanNya itu. Sehingga diharapkan seseorang tidak akan terpikat tipu daya kesesatan, dan supaya dapat mengikuti jalan yang lurus yang dijaga oleh Tuhan itu sendiri. Jadi sesat atau tidaknya seseorang adalah Tuhan yang menentukan.

Dan sejak itulah iblis memiliki tugas baru, mengamalkan perintah Tuhan sebagai aktor antagonis dalam kehidupan ini
-----------------------




Itulah bentuk kepatuhan iblis. dia tidak marah kepada Tuhan, tidak mengajukan keberatan atas putusan Tuhan. dia melaksanakan tanpa negosiasi, apalagi membantah, segala apa yang menjadi kehendak dan perintah Tuhan. begitu dia dicap sesat, dia siap melaksanakannya, dia siap menjadi tokoh antagonis sepanjang sejarah kehidupan manusia, dia siap menerima hujatan dari seluruh pecinta pecinta Tuhan, fans fans Tuhan. dia berusaha semaksimal mungkin dalam memerankan tokoh sesat dan menyesatkan supaya Tuhan bangga dan puas atas kinerja dia memerankan tokoh tersebut. Tapi yang perlu diingat, iblis tidak memusuhi Tuhan, dia tidak berani kepada Tuhan. selama ini manusia menganggap bahwa Tuhan punya saingan yaitu iblis. sungguh ironi jika kita percaya bahwa Tuhan memiliki saingan. Iblis hanya melaksanakan perintah Tuhan sebagai makhluk yang sesat. Bukan memerankan sebagai saingan Tuhan.

Jadi, kalau iblis yang sejak ribuan tahun yang lalu saja, mampu secara tekun mengamalkan perintah Tuhan dengan konsisten, penuh percaya diri, setia, untuk memerankan peran antagonis dalam kehidupan ini, kita yang merupakan keturunan dari manusia yang dihormati denga cara bersujud oleh seluruh malaikat pada saat itu, seharusnya bisa lebih tekun, setia, konsisten dan penuh percaya diri dalam mengamalkan perintah Tuhan untuk memerankan peran protagonis dalam kehidupan ini.