Kisah ini bermula pada saat Tuhan ngobrol ringan kepada para malaikat
bahwa Beliau akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering yang
berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Para Malaikatpun menyimak dengan segala kepatuhannya dan melihat proses
penciptaan manusia yang dilakukan secara sangat luar biasa menakjubkan. Dan proses
terus berlangsung sampai setelah itu Tuhan menyempurnakan casing, hardware, software dan telah dialiri listriknya (ruh) juga. maka untuk menyanjung
kehebatan Tuhan itu, para malaikat diminta untuk memberikan penghormatan
kepadanya (manusia ciptaan Tuhan itu) dengan formasi bersujud.
maka sebagai makhluk yang diciptakan hanya
untuk memenuhi perintah Tuhan semata, bersujudlah para malaikat itu semuanya
bersama-sama, serempak, dalam satu komando, kecuali iblis yang masih pethenthengan. Ia enggan ikut
besama-sama para koleganya, kanca kenthelnya yang sujud itu. Lalu
sebuah ‘kejadian unik’ (menurut saya)
terjadi, adalah, Tuhan bertanya. (jika digaya bahasakan) "Hei iblis, kok kamu itu ndak ikut
sujud bareng bareng mereka yang pada sujud itu to?"
dengan mantap Iblis menjawab: "saya emoh sujud kepada manusia yang Engkau
menciptakannya sudah dari tanah liat kering, dari lumpur hitam pula, lalu dibentuk"
namun, bagaimana jadinya jika iblis ternyata
menjawab dengan pernyataan lain “saya tidak mau bersujud kepada makhluk itu
(manusia) karena sesungguhnya hanya kepadaMu lah aku bersujud”. Kalau iblis
berkata demikian, apakah Tuhan akan marah? Tentunya tidak. Namun kehendak Tuhan
memang menginginkan iblis tidak menjawab seperti karangan penulis itu.
Setelah mendengar jawaban iblis yang tidak mau
bersujud karena perihal padatan komposisi penciptaan makhluk itu, Tuhan lalu memerankan adegan marah sambil
mengatakan kepada Iblis supaya keluar dari surga (tidak berdomisili lagi di surga) sekaligus mengutuknya, dimana kutukan
itu akan tetap melekat padanya sampai hari kiamat.
Lalu apa jawab
iblis? Apakah dia marah? Mutung? Ngambek? Kecewa?
Mana berani! dia
adalah hamba Tuhan! hamba yang pada saat masih di surga (sebelum penciptaan
manusia itu) dikenal sebagai Mbah Kaum-nya
para malaikat. Sekali lagi, Iblis
tidak marah! Ia justru meminta kepada Tuhan agar diberi penangguhan waktu
sampai waktu dimana manusia dibangkitkan. Maksudnya Iblis memohon kepada Tuhan agar
dia tidak diazab dari sejak dia didukani tadi
itu, tapi diberikan kebebasan hidup sampai hari berbangkit.
Namun bagaimana tanggapan Tuhan? Apakah Beliau
semakin marah?
Tidak. Beliau adalah Maha Mengabulkan Segala
Permohonan, dan atas Kasih SayangNya yang sangat jauh melebihi amarahNya, justru
permohonan iblis itu dikabulkan sepenuhnya. iblis termasuk orang-orang yang
diberi penangguhan waktu, sampai suatu waktu yang telah ditentukan, yakni waktu tiupan
pertama tanda permulaan hari kiamat.
Mendengar kebaikan Tuhan itu, iblis kembali
menyambut:
"Ya Tuhanku, karena Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan manusia manusia memandang
baik segala perbuatan buruk di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya, kecuali hamba-hambaMu
yang telah Engkau beri kekuatan untuk mentaati segala petunjuk dan perintahMu di
antara mereka."
Bagaimana
tanggapan Tuhan (lagi) terhadap diplomasi iblis ini?
Dengan segala
kerendahan hati dan kebijaksaanNya Beliau tersenyum dan menjawab bahwa jalanNya
adalah jalan yang lurus, dan Beliau sendiri akan mewajibkan diriNya untuk menjaga
jalanNya itu. Sehingga diharapkan seseorang tidak akan terpikat tipu daya kesesatan,
dan supaya dapat mengikuti jalan yang lurus yang dijaga oleh Tuhan itu sendiri.
Jadi sesat atau tidaknya seseorang adalah Tuhan yang menentukan.
Dan sejak
itulah iblis memiliki tugas baru, mengamalkan perintah Tuhan sebagai aktor
antagonis dalam kehidupan ini
-----------------------
Itulah bentuk kepatuhan iblis. dia tidak marah kepada
Tuhan, tidak mengajukan keberatan atas putusan Tuhan. dia melaksanakan tanpa
negosiasi, apalagi membantah, segala apa yang menjadi kehendak dan perintah
Tuhan. begitu dia dicap sesat, dia
siap melaksanakannya, dia siap menjadi tokoh antagonis sepanjang sejarah
kehidupan manusia, dia siap menerima hujatan dari seluruh pecinta pecinta
Tuhan, fans fans Tuhan. dia berusaha semaksimal mungkin dalam memerankan tokoh
sesat dan menyesatkan supaya Tuhan bangga dan puas atas kinerja dia memerankan
tokoh tersebut. Tapi yang perlu diingat, iblis tidak memusuhi Tuhan, dia tidak
berani kepada Tuhan. selama ini manusia menganggap bahwa Tuhan punya saingan yaitu iblis. sungguh ironi jika
kita percaya bahwa Tuhan memiliki saingan. Iblis hanya melaksanakan perintah
Tuhan sebagai makhluk yang sesat. Bukan memerankan sebagai saingan Tuhan.
Jadi, kalau iblis yang sejak ribuan tahun yang lalu
saja, mampu secara tekun mengamalkan perintah Tuhan dengan konsisten, penuh
percaya diri, setia, untuk memerankan peran antagonis dalam kehidupan ini, kita
yang merupakan keturunan dari manusia yang dihormati denga cara bersujud oleh seluruh
malaikat pada saat itu, seharusnya bisa lebih tekun, setia, konsisten dan penuh
percaya diri dalam mengamalkan perintah Tuhan untuk memerankan peran protagonis dalam kehidupan ini.