pertanyaannya, mengapa Beliau diperintah untuk membaca? kenapa bukan perintah untuk menyembah? atau sembahlah! tetapi justru bacalah!
dilain sisi, seorang Muhammad adalah (maaf) orang yang tidak bisa membaca dan menulis. Beliau sendiri menegaskan saat diperintah untuk membaca justru beliau menolak dengan mengatakan bahwa dia tidak bisa membaca.
dan disisi yang lainnya, dapat dilihat bahwa jazirah arab mayoritas pada saat itu menyembah berbagai macam versi Tuhan yang dimanifestkan dalam bentuk berhala, mengapa -sekali lagi- Tuhan tidak memerintahkan untuk menyembah?
dua hal yang sangat bertolak belakang dengan keadaan nyata. satu sisi Tuhan -yang masyarakat arab telah 'memoligami'Nya dengan menyembah tuhan tuhan versi dan arransemen mereka- memerintahkan justru untuk membaca, bukan untuk menyembahNya, dan uniknya lagi perintah itu diberikan kepada orang yang tidak dapat membaca dan menulis!
apa sebenarnya makna dibalik 'skenario' itu?
bagi saya, penekanan keinginan Tuhan disini adalah bukan semata menyembah tanpa pemikiran dan pengetahuan. akan tetapi, dengan hebatnya Dia perintahkan "bacalah" dengan konteks -yang bagi saya- sebenarnya justru tidak hanya letterlijk tapi juga nonletterlijk sehingga Beliau dhawuh untuk manusia agar membaca baik yang tertulis (dalam kitab) maupun yang menjadi ciptaanNya (alam raya seisinya).
itulah mengapa kalimat "bacalah dengan nama Tuhanmu" disandingkan dengan "Yang Maha Menciptakan" bukan "Yang Maha Pengasih". membaca melalui mata, mulut, telinga, tangan, pikiran, hati, dan segala indera yang telah diciptakanNya.
bacalah, telitilah, pelajarilah segala yang telah diciptakanNya, maka engkau akan mendapati segala sesuatu yang sungguh dapat membuatmu memuji akan kekuasaanNya.